Pojokgarut.com, – Bertempat di Lapang Makorem 062/Tarumanegara dipenuhi ribuan warga. Bukan sekadar berkumpul, mereka hadir untuk sebuah pesan penting: menjaga jantung agar tetap sehat, menjaga hidup agar tetap panjang. Inilah peringatan Hari Jantung Sedunia (World Heart Day/WHD) 2025 yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Kesehatan, Leli Yuliani, berdiri di hadapan ribuan peserta. Suaranya tegas sekaligus penuh keprihatinan. “Berdasarkan data BPJS, terdapat lebih dari 7.000 rujukan kasus jantung dari puskesmas ke rumah sakit. Angka yang tidak bisa kita anggap remeh,” ujarnya Minggu 28 September 2025
Penyakit jantung kini tak lagi hanya menyerang usia tua. Pola makan instan, gaya hidup pasif, stres berlebihan—semuanya jadi racikan berbahaya. Karena itu, Leli mengajak masyarakat menjalani pola hidup CERDIK:
• Cek kesehatan berkala
•™Enyahkan asap rokok
• Rajin olahraga
• Diet sehat dan seimbang
• Istirahat cukup
• Kelola stres
“Ini bukan sekadar jargon. CERDIK adalah ikhtiar sederhana tapi nyata agar kita bisa mencegah penyakit jantung sejak dini,” tegasnya.
Tak berhenti pada slogan, Dinas Kesehatan menghadirkan rangkaian aksi nyata. Ketua Panitia, Fadli Amarulloh, melaporkan lebih dari 2.500 peserta ikut ambil bagian. Ada tenaga kesehatan, kader, komunitas, hingga masyarakat umum. Sebanyak 39 instansi pemerintah dan swasta ikut menopang acara ini.
Selama sepekan penuh, warga Garut disuguhi kegiatan mulai dari screening jantung gratis, Pelatihan Bantuan Hidup Dasar, cek kesehatan gratis, hingga puncak acara Senam Jantung Bersama. “Semua ini bukan sekadar edukasi di atas kertas, tapi pengalaman langsung agar masyarakat terbiasa menjaga jantungnya,” ucap Fadli.
Sementara itu, Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kabupaten Garut, Kadar Lesmana, memberi peringatan keras. Penyakit jantung kini juga banyak menyerang generasi muda. “Jangan tunggu sakit. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan cepat 30 menit setiap hari, dan jangan pernah menunda periksa ke fasilitas kesehatan,” pesannya.
Hari Jantung Sedunia di Garut bukan sekadar seremoni. Ia adalah alarm pengingat, bahwa menjaga jantung adalah menjaga kehidupan itu sendiri. Karena pada akhirnya, sehat itu bukan hanya soal umur panjang, tapi juga tentang kualitas hidup yang lebih baik.(**)