Caption: Sosialisasi ini digagas langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, di bawah komando Asep Wawan Budiman, S.Pd., M.Si. Sebuah langkah yang menandai perubahan paradigma: dari kebijakan yang sering “berjalan di atas kertas”, menuju kebijakan yang berakar pada realitas di lapangan.( Foto// istimewa)
Pojokgarut.com — Di Aula Hotel Suminar, Jalan Otto Iskandardinata Garut, Kamis (6/11/2025), ratusan kepala sekolah dan operator SMP se-Kabupaten Garut tampak khidmat mengikuti sosialisasi bertajuk Perencanaan Berbasis Data (PBD). Namun di balik forum itu, ada pesan yang jauh lebih besar dari sekadar pelatihan teknis. Sebuah pesan tentang bagaimana arah pendidikan Garut hendaknya melangkah berpijak bukan pada asumsi, tapi pada data yang berbicara dengan jujur.
Sosialisasi ini digagas langsung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, di bawah komando Asep Wawan Budiman, S.Pd., M.Si. Sebuah langkah yang menandai perubahan paradigma: dari kebijakan yang sering “berjalan di atas kertas”, menuju kebijakan yang berakar pada realitas di lapangan.
Dalam sambutannya, Asep Wawan — sosok yang kini menjadi nahkoda pendidikan Garut — berbicara tegas namun tenang. Ia tidak berpanjang-panjang dengan istilah birokratis. Pesannya sederhana namun menggugah:
“Kita tidak bisa lagi membuat perencanaan hanya karena kebiasaan. Setiap langkah pendidikan harus dimulai dari data. Karena dari sanalah kita tahu di mana posisi kita, dan ke mana arah yang harus kita tuju.”
Bagi Asep, Perencanaan Berbasis Data bukan sekadar proyek administratif, tetapi sebuah cara berpikir baru. Ia ingin agar sekolah-sekolah di Garut terbiasa menatap angka dan fakta sebelum menulis program. Karena di balik setiap angka — ada wajah peserta didik, ada realitas mutu, dan ada cerita tentang masa depan.
Asep menjelaskan bahwa seluruh sekolah saat ini tengah menyusun rencana kegiatan untuk tahun 2026. Dan proses itu, katanya, harus dimulai sejak sekarang dengan satu prinsip: “rencana yang baik lahir dari data yang benar.”
“Supaya perencanaannya tepat, kepala sekolah dan operator harus menguasai data yang ada di Rapor Pendidikan. Mekanismenya sudah ada, tinggal bagaimana kita mau membaca dan menganalisisnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, Rapor Pendidikan merupakan hasil asesmen dari Kementerian Pendidikan, yang berisi potret menyeluruh tentang kualitas pembelajaran, hasil belajar siswa, hingga kondisi sarana prasarana sekolah.
“Kementerian sudah memberikan cerminnya. Tinggal kita mau bercermin dengan jujur atau tidak. Karena dari sana kita tahu apa yang harus diperbaiki, bukan sekadar yang ingin kita dengar,” tambahnya.
Sosialisasi yang dihadiri oleh Kabid SMP Teguh Iman Pribadi, Plt. Kasi Kelembagaan SMP Dhina Amelia Fitri, SE., MA., serta perwakilan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) ini menjadi momentum penting. Aula Hotel Suminar yang biasanya hanya menjadi tempat pertemuan, hari itu menjelma menjadi ruang refleksi.
Para kepala sekolah dan operator berdiskusi, bertanya, dan menatap layar presentasi dengan sorot mata serius. Mereka sadar, inilah era baru ketika pendidikan tidak lagi boleh berjalan dengan dugaan, melainkan dengan data yang akurat dan analisis yang tajam.
Dalam gaya khasnya yang menekankan transparansi dan tanggung jawab, Asep Wawan menutup arahannya dengan nada yang mengandung ajakan moral.
“Pendidikan adalah kerja kejujuran. Kalau datanya tidak benar, maka kebijakan yang lahir pun akan salah. Karena itu, mari kita bangun Garut dengan data yang jujur, agar langkah kita pun benar.”
Kalimat itu menancap. Bukan hanya bagi peserta sosialisasi, tapi juga bagi siapa pun yang percaya bahwa pendidikan bukan tentang proyek, melainkan tentang masa depan anak-anak bangsa.
Sosialisasi Perencanaan Berbasis Data ini mungkin hanya berlangsung satu hari. Tapi semangat yang dibawa oleh Asep Wawan Budiman bisa jadi menandai perubahan besar dalam tubuh Dinas Pendidikan Garut.
Ia sedang menanamkan budaya baru: bahwa kebijakan bukan dibuat di meja rapat, tapi dibangun di atas fakta. Bahwa masa depan pendidikan Garut tidak boleh lagi ditentukan oleh rasa, tapi oleh angka yang jujur dan data yang berbicara.(**)












