Caption : penandatanganan MOU kementerian UMKM dengan kementerian ATR /BPN (foto //raja Risnandi)
Pojokgarut.com – Kamis, 25 September 2025, bukan hari biasa bagi masyarakat Kabupaten Garut. Pendopo, gedung bersejarah yang selama ini menjadi kebanggaan warga, mendadak menjelma menjadi panggung lahirnya harapan baru. Di sanalah dua kementerian strategis menandatangani kesepakatan besar: MoU antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian ATR/BPN.
Bukan sekadar acara seremonial, momentum ini disebut-sebut sebagai titik balik bagi UMKM di Indonesia—khususnya di Garut—untuk keluar dari jeratan keterbatasan modal.
Deputi Usaha Mikro KemenKopUKM, Riza A. Damanik, membuka mata publik dengan fakta mengejutkan. Sepanjang Januari hingga September 2025, Rp1,2 triliun KUR sudah tersalurkan di Garut dan menyentuh 30 ribu pelaku UMKM. Angka yang besar, tetapi ternyata belum cukup.
“Lebih dari 69% UMKM kita masih belum punya akses permodalan. Karena itu, lewat Loka Modal—lokomotif akses permodalan—kita ingin membuka pintu lebih lebar, agar UMKM benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi nasional,” ujarnya lantang.

Sertifikat Tanah, Dari Kertas Jadi Harapan
Wakil Menteri ATR/BPN, Ossy Dermawan, menguatkan komitmen dengan aksi nyata. Ia menyerahkan langsung 10 sertifikat lintas sektoral kepada pelaku UMKM. Sertifikat itu bukan lagi sekadar kertas legalitas tanah, melainkan bisa menjadi jaminan untuk mengakses modal usaha.
“Negara kita sedang lesu, dan UMKM adalah penyelamatnya. Dari sisi BPN ada dua kata kunci: penataan aset dan penataan akses. Bila reforma agraria dikawinkan dengan program UMKM, dampaknya akan dahsyat bagi bangsa,” tegas Ossy.
Pesan itu jelas: tanah yang selama ini hanya menjadi identitas kepemilikan, kini bisa berubah menjadi pintu menuju peluang ekonomi.
Menteri UMKM: Dari Garut untuk Indonesia
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, menyebut program ini sebagai inovasi di luar skema KUR. “Alhamdulillah, inisiatif Deputi Usaha Mikro ini bisa menyasar pelaku usaha kecil yang sebelumnya terpinggirkan. Loka Modal menjadi simbol kolaborasi dua kementerian—UMKM dan ATR/BPN—untuk membuka akses pembiayaan di seluruh Indonesia,” kata Maman.
Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, yang tak hanya memfasilitasi tempat, tapi juga menghadirkan 550 pelaku UMKM yang memenuhi pendopo hari itu.
Pendopo Garut, Titik Awal Gerbong Ekonomi Baru
Apa yang terjadi di Garut hari ini bisa jadi babak baru sejarah ekonomi kerakyatan. Dari sebuah pendopo tua yang sarat nilai historis, lahir komitmen besar: UMKM naik kelas, tanah rakyat jadi modal, dan kolaborasi dua kementerian melahirkan lokomotif baru untuk ekonomi Indonesia.
Garut, yang dikenal dengan julukan “Swiss van Java”, kini mencatatkan diri sebagai titik tolak gerbong panjang ekonomi bangsa. Dari kota ini, sebuah pesan kuat dipancarkan: jika tanah rakyat diberi nilai tambah, dan UMKM diberi akses modal, maka ekonomi Indonesia akan melaju tanpa henti (Risnandi)